Kamis, 17 November 2011

Identifikasi Senyawa Alkohol


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari – hari kita sering dihadapkan dengan senyawa-senyawa yang berasal dari alam dan diantara senyawa-senyawa tersebut biasanya memiliki bentuk fisik yang sama akan tetapi sifat kimianya sangat berbeda. Seperti halnya dengan senyawa alkohol dan fenol, sama-sama memiliki gugus OH tetapi memiliki sifat yang sangat berbeda.
Dari kemiripan yang dimiliki senyawa alkohol dan fenol maka kita perlu mengetahui bagaimana cara membedakan senyawa-senyawa tersebut. Maka dari itu percobaan kali ini dilakukan untuk membedakan senyawa-alkohol dan fenol.
B.     Maksud dan Tujuan Percobaan
1.      Maksud Percobaan
          Maksud percobaan ini adalah untuk melihat secara jelas perbedaan –perbedaan antara senyawa alkohol dan fenol melalui reaksi kimia yang dihasilkan.
2.      Tujuan Percobaan
a.       Untuk mengetahui sifat kimia dan fisika dari senyawa Alkohol dan fenol.
b.      Untuk mengetahui reaksi kimia yang menjadi karateristik alkohol dan fenol.
c.       Untuk membedakan alkohol primer, sekunder dan tersier.
3.      Prinsip Percobaan
Menambahkan reagen-reagen terhadap zat uji (alkohol dan fenol) dan mengamati perubahan yang terjadi.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Teori Umum
Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus –OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana “R” merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu CnH2n+2O. Alkohol dapat dibagi berdasarkan dimana gugus –OH terikat pada atom karbon, yaitu:
1.      Alkohol Primer
Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
Contoh: H3C-CH2-OH (etanol)
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi Aldehid dan kemudian dioksidasi lagi menjadi asam karboksilat.
                   [O]         H        [O]          OH
R-CH2-OH               R-C=O                   R-C=O
Alkohol primer                     Aldehida                  Asam karboksilat
                                                                             
2.      Alkohol Sekunder
Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C yang lain).
Contoh: (H3C)2CH-OH (2-metil-etenol).
Alkohol sekunder dapat di oksidasi menjadi keton.
      OH      [O]       O    
R-CH-R               R-C-R
Alkohol sekunder         Keton

3.      Alkohol Tersier
Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus –OH terikat pada atom C tersier (atom C yang mengikat 3 atom C yang lain).
Contoh : (CH3)C-OH (2,2-dimetil-etanol).
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
     Fenol merupakan senyawa yang gugus –OH terikat pada cincin benzena, meskipun memiliki gugus –OH fenol sangat berbeda dengan alkohol. Hidrogen pada fenol bersifat asam dari pada alkohol. Keasaman dari fenol dapat dilihat dari resonansi molekul fenol . Elektron dari atom oksigen tertarik kedalam inti benzen dan terdistribusi merata keseluruh molekul akibatnya atom oksigen bermuatan positif dan melepaskan proton. Sifat asamnya yaitu asam lemah dengan ka= 1 x 10-10 . Fenol digunakan sebagai antiseptik karena dapat membunuh bakteri, akan tetapi fenol bersifat racun yaitu dapat menyebabkan denaturasi protein sehingga fenol tidak digunakan lagi.
B.     Uraian bahan
a.       Aseton
Pemerian         : cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, mudah terbakar, dapat bercamper dengan air, dengan etanol (95%), dengan eter dan dengan kloroform, membentuk larutan jernih.
BJ                   :  0,790 – 0,792 g/ml
RM                 : (CH3)2CO
b.      Air Suling
Nama Resmi  : Aqua Destillata
Nama Lain      : Air suling
Pemerian         : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.
c.       Metanol
Pemerian         : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih tidak berwarna.
BJ                   : 0,796 sampai 0,798
RM                 : CH3OH
d.      Heksan
Pemerian         : Berupa cairan tidak berwarna, stabil, sangat mudah terbakar.
BJ                   : 0,670 – 0,677 g/ml
e.       Amil Alkohol
Pemerian         : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas.
Kelarutan        : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan pelarut organik.
BJ                   : 0,809 – 0,811 g/ml
RM                 : (CH3)2CH-CH2-CH2-OH
f.       Etanol
Pemerian         : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan bergrak, bau khas, rasa panas.
Kelarutan        : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter.
BJ                   : 0,8119- 0,8139
g.      Propanol-2
Pemerian         : Cairan jernih tidak bewarna, bau khas, mudah terbakar.
Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air, dengan kloroform dan dengan eter.
BJ                   : 0,784-0,786 g/ml
RM                 : CH3-CH3-CHOH-CH
h.      Isobutil Alkohol
Pemerian         : Cairan atau zat padat tidak berwarna.
Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air, etanol dan eter
BJ                   : 0,782 g/ml
RM                 : (CH3)3COH
i.        Fenol
Pemerian         : Pemerian hablur bentuk jarum atau massa hablur, tidak berwarna atau merah jambu, bau khas, kaustik.
Kelarutan        : Larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol, dan dalam kloroform, dalam eter, dalam gliserol dan dalam minyak lemak.
 
BAB III
METODE KERJA
A.    Alat dan Bahan
1.      Alat yang Digunakan
a.       Tabung reaksi
b.      Rak tabung
c.       Pipet tetes
d.      Beker glass
e.       Hot plate
f.       Oven
g.      Kertas pH (indikator universal)
h.      Sumbat gabus
i.        Bunsen
j.        Kaki tiga
k.      Kasa asbes
l.        Waterbath
2.      Bahan yang Digunakan
a.       Aseton
b.      Air suling
c.       Metanol
d.      N-Heksan
e.       Amilalkohol
f.       Etanol
g.      Propanol-2
h.      Isobutil alkohol
i.        Larutan fenol
j.        Asam asetat
k.      Reagen lucas
l.        Larutan asam kromat
m.    Larutan feri klorida
n.      Larutan I2-KI
o.      Larutan Na2CO3 dan NaHCO3
3.      dengan NaHCO3).
B.     Cara Kerja
1.      Sifat fisika dari alkohol dan fenol
a.       Kelarutan dalam air dan n-heksan
1.      Disiapkan 5 tabung yang bersih dan kering, beri label.
2.      Tabung reaksi I diisi dengan 0,5 ml air suling dan tabung reaksi II diisi dengan 0,5 ml n-heksan.
3.      Kedalam tabung reaksi I dan II, tambahkan 1 tetes metanol.
4.      Dikocok dan perhatikan kelarutannya        Apakah larutan homogen? Catat pengamatan pada lembar kerja.
5.      Dikerjakan seperti poin 1 sampai 5 dengan menggunakan alkohol yang lain.
b.      Penentuan ph larutan sampel menggunakan indikator universal
1.      Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Diisi tabung reaksi : tabung reaksi I dengan 10 tetes metanol
                                  tabung reaksi II dengan 10 tetes etanol
                                tabung reaksi III dengan 10 tetes propanol-2
                                 tabung reaksi IV dengan Amil alkohol
tabung reaksi I-IV tambahkan 30 ml air suling
tabung reaksi V tambahkan 2 ml air suling
3.      Dukocok keempat tabung reaksi tersebut dan cek phnya.
2.      Sifat kimia dari alkohol dan fenol
a.       Tes Lucas
1.      Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Kedalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 10 tetes metanol, etanol, propanol-2, amil alkohol dan fenol, kemudian tambahkan 20 tetes reagen lucas.
3.      Ditutup mulut tabung reaksi dengan sumbat gabus, campur isi dengan pengocokan yang kuat selama beberapa detik.
4.      Dilepaskan tutup dan simpan tabung selama 5 menit.
5.      Diamati perubahan yang terjadi.
Apakah larutan sangat berkabut / gelap (cloudiness). Jika larutan tidak berkabut / gelap selama 15 menit, hangatkan tabung reaksi pada waterbaht (60oC) selama 15 menit.
6.      Dicatat semua pengamatan pada lembar kerja.
b.      Tes kromat
1.      Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Kedalam masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 5 tetes sampel uji dan tambahkan 10 tetes aseton dan 2 tetes asam kromat.
3.      Ditempatkan keempat tabung reaksi diataswaterbath (60oC) selama 5 menit.
Dicatat warna dari tiap larutan.
Ingat! Perubahan dari warba merah – coklat menjadi biru – hijau menunjukkan tes positif.
c.       Tes Iodoform
1.      Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Kedalam masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 5 tetes sampel uji dan tambahkan tetes demi tetes NaOH 6 M dengan pengocokan  (25 tetes).
3.      Ditempatkan keempat tabung reaksi diatas waterbath (60oC) dan tambahkan tetes demi tetes reagen solutsio lugoli dengan pengocokan sampai larutan berwarna coklat (± 30 tetes)
4.      Ditambahkan lagi NaOH 6 N ke dalam masing-masing tabung reaksi sampai larutan menjadi tidak berwarna dan tempatkan keempat tabung reaksi diatas waterbath selama 5 menit.
5.      Diambil keempat tabung reaksi, biarkan dingin dan perhatikan adanya endapat kuning terang.
6.      Dicatat semua pengamatan pada lembar kerja.
d.      Tes Feri klorida
1.      Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Kedalam masing-masing tabung reaksi diisikan dengan 20 tetes sampel uji dan tambahkan 5 tetes larutan ferri klorida,
3.      Dicatat perubahan warna dari tiap larutan.
Ingat! Pembentukan warna ungu mengidentifikasi adanya senyawa Fenol.
e.       Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1.      Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Tabung reaksi I diisi dengan amil alkohol, tabung reaksi II diisi dengan fenol, tabung reaksi III diisi dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-masing sebanyak 1 ml.
3.      Kedalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 0,5 ml Na2CO3, kocok dan biarkan 3-5 menit.
Dikerjakan poin 1 -3 (ganti Na2CO3).

 
BAB IV
DATA PENGAMATAN
A.    Hasil Pengamatan
1.      Sifat fisika dari alkohol dan fenol
a.       Kelarutan dalam air dan n-heksan
No.
Nama Senyawa
Rumus Bangun
pH
Kelarutan dalam
Ket.
Air
n-heksan
1.
Metanol

6
Larut
Larut

2.
Etanol

6
Larut
Larut

3.
Propanol-2

6
Larut
Larut

4.
Amil alkohol

5
Larut
Larut

5.
Fenol

5
Larut
Tidak Larut


2.      Sifat kimia dari alkohol dan fenol
a.       Tes Lucas
No.
Alkhol/Fenol
Reagen Lucas
Ket
Sebelum pemanasan
Sesudah pemanasan
1.
Metanol
≠ Berkabut
Tetap

2.
Etanol
≠ Berkabut
Tetap

3.
Propanol-2
≠ Berkabut
Berkabut

4.
Isobutilalkohol
≠ Berkabut
Tetap

5.
Fenol
Berkabut
Tetap






b.      Tes Kromat
No.
Alkhol/Fenol
Reagen Kromat
Ket
Sebelum pemanasan
Sesudah pemanasan
1.
Metanol
Orange
Hijau

2.
Etanol
Orange
Hijau

3.
Propanol-2
Orange
Hijau

4.
Isobutilalkohol
Orange
Hijau

5.
Fenol
Merah coklat
Hijau


c.       Tes Iodoform
No.
Alkhol/Fenol
Reagen Iodoform
Ket
Sebelum pemanasan
Sesudah pemanasan
1.
Metanol
≠ Mengendap
Tetap

2.
Etanol
↓ Putih
≠ Mengendap

3.
Propanol-2
↓ Kuning
Tetap

4.
Isobutilalkohol
≠ Mengendap
Tetap

5.
Fenol
≠ Mengendap
Tetap


d.      Tes Feri Klorida
No.
Alkohol/Fenol
Reagen Feri Klorida
Ket.
1.
Metanol
Warna Kuning
≠ terjadi perubahan
2.
Etanol
Warna Kuning
≠ terjadi perubahan
3.
Propanol-2
Warna Kuning
≠ terjadi perubahan
4.
Isobutilalkohol
Warna Kuning
≠ terjadi perubahan
5.
Fenol
Warna Ungu
perubahan



e.       Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
No.
Alkohol/Fenol
Reagen Na2CO3
Reagen NaHCO3
Ket.
1.
Isobutilalkohol
Ada Gelembung Gas
Ada Gelembung Gas

2.
Fenol
Ada Gelembung Gas
Ada Gelembung Gas

3.
As. Asetat
Ada Gelembung Gas
Ada Gelembung Gas




BAB V
PEMBAHASAN

Pada uji kelarutan senyawa alkohol dan fenol larut dalam air, hal ini disebabkan karna adanya gugus polar yang terkandung pada kedua senyawa tersebut yaitu gugus OH. Gugus OH bersifat polar karena membentuk ikatan dengan air, sehingga dapat bercampur. Jadi bercampurnya zat tersebut tidak dipengaruhi oleh reaksi kimia.
Pada uji lucas yaitu yang digunakan membedakan alkohol tersier dan alkohol primer dan sekunder berdasarkan reaksi subtitusi, dimana pereaksi ini terdiri dari HCl pekat dan katalis ZnCl2.. Pereaksi lucas ini positif untuk alkohol tersier, dimana mengalami reaksi subtitusi yaitu gugus OH digunakan oleh Cl, sedangkan pada alkohol sekunder terjadi reaksi setelah pemanasan dan alkohol primer reaksinya sangat lambat.
Pada tes kromat yaitu menggunakana K2Cr2O7 untuk membedakan alkohol primer, sekundar dengan alkohol tersier. Alkohol primer dan sekunder bereaksi positif dengan K2Cr2O7 yaitu terjadi reaksi oksidasi dimana alkohol primer di oksidasi menjadi aldehid dan alkohol sekunder dioksidasi menjadi keton. Sedangakan alkohol tersier tidak dapat bereaksi dengan K2Cr2O7 karena alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
Pada uji iodoform positif untuk alkohol primer dan alkohol sekunder sedangkan negatif untuk alkohol tersier. Pada uji iodoform dihasilkan endapan kuning terang, sedangkan pada uji atau tes FeCl3 positif untuk senyawa fenol, membentuk kompleks berwarna ungu dan negatif untuk senyawa alkohol.
Pada uji Na2CO3 dan NaHCO3 senyawa alkohol menunjukkan hasil yang negatif sedangkan senyawa fenol menunjukkan hasil yang positif, dimana terbentuk gas atau gelembung gas CO2 yang berasal dari reaksi subtitusi antara fenol dengan Na2CO3 dan NaHCO3 menghasilkan H2CO3, yang terurai menjadi H2O dan CO2
 

BAB VI
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa alkohol dan fenol dapat dibedakan sifat fisikanya dengan melihat kelarutan dalam air dan dalam n-heksan.
    a.Senyawa alkohol : -Dapat larut dalam air
  -Tidak semua larut dalam n-heksan
b.Senyawa fenol     : -Tidak larut dalam air
Dari sifat kimia alkohol dan fenol dapat dibedakan dengan penambahan atau tes Kromat,dan sifat asam dari fenol lebih dari alkohol.Yang termasuk alkohol primer yaitu metanol dan etanol.yang termasuk alkohol sekunder yaitu propanol-2,sedangkan yang termasuk alkohol tersier yaitu t-butanol.
B.  Saran
Sebaiknya praktikan menguasai materi yang akan dipraktekkan dan bimbingan dari pembimbing sangat dibutuhkan demi kelancara praktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Team Penyusun,dkk. 2011. Buku Penuntun Praktikum Kimia Organik Poltekkes Depkes Makassar.
Diktat Kimia organik.
Tim Dosen Kimia UPTMKU UNHAS Makassar. Buku kimia dasar 2.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar