Selasa, 08 November 2011

Laporan identifikasi senyawa hidrokarbon


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kimia organik menyentuh kehidupan kita sehari-hari. Dialam ini kita di kelilingi oleh senyawa organik, bahkan hampir semua reaksi dalam hidup kita melibatkan senyawa organik. Sehingga pengetahuan tentang kimia organik sangatlah penting. Penyusun utama materi hidup yaitu protein, karbohidrat, lemak (lipid), asam nukleat (RNA dan DNA), membran sel, enzim, dan hormon adalah senyawa organik.
Zat organik lainnya meliputi bensin, oli, minyak kelapa, bahan pakaian, kayu, kertas, dan lain-lain. Semua merupakan senyawa organik dan secara umum kimia organik adalah suatu ilmu dari cabang ilmu kimia yang mempelajari senyawa – senyawa dari karbon (C) dan Hidrogen (H) beserta turunannya, turunan senyawa organik yang biasa terdapat yaitu senyawa yang satu atom H-nya diganti dengan Nitrogen (N), Halogen (Cl, Br, dan I) ataupun Oksigen (O).atau dengan kata lain kimia organik dikenal sebagai senyawa Hidrokarbon dan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu seperti : Alkana, Alkena, Alkuna dan senyawa aromatik.
Dimana senyawa – senyawa tersebut dapat dibedakan dengan pereaksi – pereaksi. Pereaksi dalam identifikasi senyawa – senyawa organik biasa bersifat oksidatif, dimana akan membedakan senyawa Hidrokarbon jenuh atau tidak jenuh Dan oleh karena pentingnya pengetahuan tentang hal tersebut dan cara membedakan senyawa–senyawa organik, maka kita perlu untuk melakukan percobaan “IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON”.



B.     Maksud dan Tujuan Percobaan
1.      Maksud Percobaan
          Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui contoh senyawa – senyawa Hidrokarbon, Reaksi – reaksi dalam mengidentifikasi dan juga mengetahui kelarutan masing – masing jenis Hidrokarbon.
2.      Tujuan Percobaan
a.       Untuk mempelajari sifat fisika, kelarutan dan densitas dari beberapa senyawa Hidrokarbon
b.      Untuk mempelajari dan membandingkan reaksi – reaksi kimia pada senyawa Hidrokarbon
C.     Prinsip Percobaan
     Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan beberapa senyawa Hidrokarbon dari jenis – jenisnya dan ditambahkan pereaksi untuk mengidentifikasinya serta penambahan pelarut polar dan non polar untuk mengetahui bagaimana kepolaran dari  senyawa – senyawa Hidrokarbon.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    Teori Umum
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh (Fessenden, 1997).
Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok besar yaitu:
1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik. Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu :
C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3 (pentana)
2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau lebih.
3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih–ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain (Fessenden, 1997).
Alkana rantai lurus:
CH3­ – CH2 - CH3
Alkana rantai cabang :
CH3 – CH – CH2 – CH3
CH3
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon–karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci, 1987).
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar di udara (Wilbraham, 1992).
B.     Uraian Bahan
1.       Parafin Liguidum
Nama Resmi       : Parafin Liquidum
Nama Lain          : Parafin Cair
Pemerian             : Cairan kental, transparan, tidak berbau hampir tak berasa.
 Kelarutan            : Praktis tidal larut dalam air dan dalam etanol 95%, larut dalam kloroformdan dalam eter.
 Kegunaan           : Sebagai pereaksi
2.      Ol. Cocos
Nama resmi         : Oleum Cocos
Nama lain            :  Minyak kelapa
Pemerian              : Cairan jernih,tidak berwarna atau kuning pucat,bau khas dan tidak tengik.
Kelarutan             : Larut dalam 2 bagian etanol 95%,sangat mudah larut dalam CHCl3.
K/P                      : Pereaksi

3.         Toluen
Nama resmi         : Toulen
Nama lain            : Toluena
Pemerian              : Cairan jernih,tidak berwarna,mudah terbakar.
Kelarutan             : Praktis tidak larut dalam air,dapat campur dengan etanol mutlak.

4.      Benzen
Nama resmi         : Benzen
Nama lain            : Benzena
Pemerian              : Cairan tidak berwarna,transparan,mudah terbakar.

5.      Heksana
Pemerian              : Berupa cairan tidak berwarna,stabil,sangat mudah terbakar

6.      Kloroform
Nama resmi         : Chloroformum
Nama lain            : Kloroform
Pemerian              : Cairan,mudah menguap,tidak berwarna,bau khas,rasa manis,dan mudah terbakar.
K/P                      : Pereaksi







BAB III
ALAT DAN BAHAN
A.      Alat dan Bahan
A.  Alat yang digunakan:
- Beaker glass
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Oven
- Batang pengaduk
- Kertas lakmus biru
2.  Bahan yang digunakan:
- Benzen
- Bromin
- Kloroform
- Heksana
- Ol.Cocos
- Parafin
- Toluen
- Serbuk besi
- H2SO4 pekat
- Es batu
- 1% Br2 dalam heksan
- 1% larutan KMnO4

B.   Cara Kerja
1.      Sifat Fisika Senyawa Hidrokarbon
a.       Kelarutan hidrokarbon dalam air
·         Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering,beri label sesuai dengan
Sampel uji.
·         Kedalam masing-masing tabung reaksi tambahkan kira-kira 10 tetes
sampel uji,kemudian tambahkan kira-kira 10 tetes air suling.
Amati !Apakah terjadi pemisahan ? Campur isi.
Apakah yang terjadi ketika campuran didiamkan?
·         Catat semua data pengamatan pada lembar kerja.
b.      Kelarutan hidrokarbon dalam kloroform
·          Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering,beri label sesuai dengan
Sampel uji.
·         Kedalam masing-masing tabung reaksi tambahkan kira-kira 10 tetes
sampel uji,kemudian tambahkan kira-kira 10 tetes kloroform.
 Amati ! Apakah terjadi pemisahan komponen ? Apakah yang berada
Dilapisan atas dan yang berada dilapisan bawah?
·         Catat semua data pengamatan pada lembar kerja.
2.      Sifat Kimia Senyawa Hidrokarbon
1.      Reaksi dengan Bromin
·         Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering,beri label sesuai dengan
Sampel uji.
·         Kedalam masing-masing tabung reaksi tambahkan kira-kira 10 tetes
sampel uji,kemudian tambahkan larutan 1% Br2 dalam heksan disertai
pengocokan(jangan tambahkan lebih dari 10 tetes).
·         Catat semua data pengamatan pada lembar kerja.
·         Untuk tabung reaksi yang berisi toluen, tambahkan kira-kira 10 tetes 
Larutan Br2 dan sejumlah kecil serbuk besi ; kocok campuran. Tempatkan
Potongan kertas lakmus biru pada mulut tabung reaksi. Catat perubahan  
warna larutan dan kertas lakmus.
2.      Reaksi dengan KMnO4
·          Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
Sampel uji.
·         Kedalam masing-masing tabung reaksi tambahkan kira-kira 10 tetes
sampel uji, kemudian tambahkan larutan KMnO4 dalam aseton  tetes 
demi tetes disertai pengocokan (jangan tambahkan lebih dari 10 tetes).
·         Catat semua data pengamatan pada lembar kerja.
3.      Reaksi dengan H2SO4 pekat
·         Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering,beri label sesuai dengan
nama sampel uji.
·         Ke dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan kira –kira 10 tetes
sampel uji.
·         Tempatkan semua tabung reaksi pada tangas es. Dengan hati-hati
tambahkan 5 tetes H2SO4 pekat dingin ke dalam masing-masing
tabung(kocok).
Catat. Apakah dihasilkan panas? Kemudian sentuh tabung reaksi apakah larutan menjadi homogen atau apakah warna yang dihasilkan?


























BAB IV
DATA PENGAMATAN

A.    Hasil Pengamatan
1.      Sifat Fisika hidrokarbon
No.
Nama Hidrokarbon
Rumus Bangun
Kelarutan dalam
Densitas

Air
Kloroform

1.
Parafin
C12H44
Tidak larut, air dibawah parafin diatas
Bercampur
0,810-0,890 g/ml

2.
Heksan
C6H14
Tidak larut, air dibawah heksan diatas
Bercampur
0,670-0,677 g/ml

3.
Ol. Cocos
R—HC==CH=R
Tidak larut, air dibawah ol.cocos diatas
Bercampur
0,940-0,950
g/ml

4.
Toluen
Tidak larut, air dibawah toluen diatas
Tidak larut
0,860-0,865
g/ml

5.
Benzen
Tidak larut, air dibawah benzen diatas
Bercampur
0,876-0,88 g/ml

2.      Sifat Kimia Hidrokarbon
No.
Nama Hidrokarbon
Bromin Tes
KMnO4 tes
H2SO4 tes
1.
Parafin
Pada Parafin merah, larutan kuning
Warna KMnO4 tetap
Dingin, tetap
2.
Heksan
Pada heksan merah, larutan kuning
Warna KMnO4 tetap
Dingin, tetap
3.
Ol. Cocos
Pada ol. Cocos putih, larutan kuning
Warna KMnO4 hilang (ungu kecoklatan)
Hangat, bercampur
4.
Toluen
LB-LM
Warna KMnO4 tetap
Dingin, tetap
5.
Benzen
Pada Benzen merah, larutan kuning
Warna KMnO4 tetap
Dingin, tetap





3.      Reaksi yang terjadi
a.       Sifat Fisika
                                          i.      Dengan Air
1.      Parafin + H2O
Ø  C12H44 + H2O
2.      Heksan + H2O
Ø  C6H14 + H2O 
3.      Ol. Cocos + H2O
Ø  R—HC==CH—R’ + H2O 
4.      Toluen + H2O
5.      Benzen + H2O
                                        ii.      Dengan Kloroform
1.      Parafin + CHCl3
Ø  C12H44   + CHCl3
2.      Heksan + CHCl3
Ø  C6H14 + CHCl3
3.      Ol. Cocos + CHCl3
Ø  R—HC==CH—R’ + CHCl3


4.      Toluen + CHCl3
5.      Benzena + CHCl3

                                      iii.      Reaksi dengan Bromin tes
1.      Parafin + Br2
Ø  C12H44   + Br2
2.      Heksan + Br2
Ø  C6H14 + Br2
3.      Ol. Cocos + Br2           
Ø  R—HC==CH—R’ + Br2             R—CH—CH—R’ + HBr
4.      Toluen + Br2                                                              H         Br                
 



5.      Benzen + Br2

 

                                      iv.      Reaksi denagn KMnO4
1.      Parafin + KMnO4
Ø  C12H44   + KMnO4
2.      Heksan + KMnO4
Ø  C6H14 + KMnO4
3.      Ol. Cocos + KMnO4                                                  H       H
Ø  R—HC==CH—R’ + KMnO4                 ---CH—CH-- + H2
4.      Toluen + KMnO4                                                                 H        OH        
       
5.      Benzen + KMnO4

                                        v.      Reaksi dengan H2SO4
1.      Parafin + H2SO4
Ø C21H44 + H2SO4

2.      Heksan + H2SO4
Ø C6H14 + H2SO4
3.      Ol. Cococ + H2SO4                          H  H
Ø --C==C-- + H2SO4                 -C--C- + H2
4.      Toluen + H2SO4                                  H OH
5.      Benzen + H2SO4











BAB IV
PEMBAHASAN
            Dari hasil pengamatan dapat diketahui sifat-sifat senyawa hidrokarbon baik secara fisika maupun kimia.
            Sifat fisika yang ingin diketahui dari percobaan yang telah dilakukan adalah larut atau tidak larutnya suatu senyawa hidrokarbon dalam pelarut polar (contohnya air) dan non polar (kloroform). Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa senyawa hirokarbon (parafin, Heksan, Ol.cocos, toluen, benzen ) tidak larut dalam air tapi larut dalam kloroform. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa-senyawa hidrokarbon memiliki sifat non polar.
            Untuk sifat-sifat kimia, dalam percobaan yang telah dilakukan kita menggunakan pereaksi Br2, KMnO4, dan H2SO4  pekat dan hasil pengamatan diketahui bahwa warna Br2 akan hilang dalam larutan oleum cocos. Hal ini membuktikan adanya ikatan rangkap dua pada oleum cocos yang mengalami reaksi oksidasi dengan bromin tes ataupun Br2. Pada reaksi Br2 dengan toulen ditambahkan serbuk besi ataupun Fe sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi dan diuji dengan lakmus biru, dimana lakmus biru akan berubah menjadi merah karena adanya HBr yang dihasilkan dari reaksi. Sedangkan pada benzen pada saat penambahan bromin tes tidak ditambahkan serbuk besi sebagai katalistor sehingga tidak terjadi reaksi.
            Pada reaksi oleum cocos dengan KMnO4 menghasilkan perubahan warna KMnO4 dari warna ungu menjadi hilang hal ini menunjukkan terjadinya reaksi oksidasi dimana ikatan rangkap diubah menjadi ikatan tunggal dalam hal ini ikatan  pada ikatan rangkap dua terputus karena sifatnya yang lebih lemah daripada ikatan .
Pada sebagian Hidrokarbon reaksi dengan H2SO4 pekat menghasilkan panas, hal ini menunjukkan adanya reaksi pada pada oleum cocos dengan H2SO4 pekat . Larutan berubah menjadi hitam diikuti dengan pelepasan panas, reaksi ini menunjukkan adisi ikatan rangkap dengan penambahan larutan pekat menjadi ikatan tunggal.

















BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1.      Senyawa hidrkarbon tidak larut dalam air tetapi larut dalam kloroform.
2.      Ol. Cocos merupakan golongan alkena sehingga dapat menghilangkan warna bromin.
3.      Adanya perubahan warna pada KMnO4 dan timbulnya panas pada H2SO4 merupakan bukti telah terjadinya reaksi.
B.     Saran
1.      Bimbingan dan arahan dari pembimbing sangat di butuhkan demi kelancaran praktikum ini.










DAFTAR PUSTAKA
Team Penyusun,dkk. 2011. Buku Penuntun Praktikum Kimia Organik Poltekkes Depkes Makassar.
Diktat Kimia organik.
Tim Dosen Kimia UPTMKU UNHAS Makassar. Buku kimia dasar 2.















SOAL:
2.      Jelaskan pengertian dari senyawa hidrokarbon, contoh beserta rumusnya?
3.      Dari senyawa hidrokarbon yang digunakan pada percobaan diatas manakah dari senyawa tersebut yang paling reaktif?
4.      Tuliskan rumus bangun dan hasil reaksi di bawah ini:
a.       Benzen + Bromin Tes
b.      Alkena  + Bromin Tes
c.       Alkena + KMnO4 Tes
d.      Toluen + KMnO4 Tes
e.       Alkana + Bromin Tes
Jawab:
1.      Hidrokarbon merupakan senyawa yang struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Senyawa hidrokarbon digolongkan berdaarkan ikatan antar atom C yang terdapat dalam senyawa ini, yaitu:
a.       Alkana, rumusnya CnH2n+2. Contoh : Metana (CH4), Etana (C2H6)
b.      Alkena, rumusnya CnH2n. Contoh : Etena (C2H4)
c.       Alkuna, rumusnya CnH2n-2. Contoh : Etuna (C2H2).
2.      Menurut saya, senyawa hidrokarbon yang paling reaktif dalam percobaan adalah ol. Cocos. Hal ini dapat kita lihat dari struktur ol. Cocos yang berikatan rangkap 2 dan dimana kita ketahui bahwa ikatan rangkap 3 mudah terlepas karena dalam ikatan rangkap tiga terdapat 1 ikatan  dan 1 ikatan .
3.      Reaksi
a.        
b.      HC=CH + Br2                   H—C —C —H  + HBr
                                                             Br    H
c.         –CH==CH--  + KMnO4                          --C—C---
d.                                                                  OH OH
e.       alkana + Br2                       















2 komentar: